FGD-1 Pra Muswil VII LDII DIY
GKR Mangkubumi Ajak Masyarakat Jaga Keberagaman dan Keistimewaan DIY

Budayawan Yogyakarta GKR Mangkubumi saat memberikan materi pada FGD Pra Muswil VII LDI DIY, Sabtu (27/6/2021)
Selanjutnya, Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY Cahyo Widayat, S.H., M.Si., memaparkan dalam materinya "Menjaga Keberagaman Budaya DIY". "Sebagaimana yang disampaikan GKR Mangkubumi, keistimewaan DIY harus mampu membangun keharmonisan dan kohesivitas sosial yang berperikeadilan," katanya.
Kondisi eksisting potensi budaya di DIY di masing-masing kabupaten/kota cukup banyak, sehingga keberagaman ini harus dibina, dijaga, sebagai modal dasar untuk membangun keharmonisan.
"Jangan sampai peninggalan budaya oleh leluhur ini menjadi media untuk saling beda pendapat. Oleh karena itu, pemerintah DIY menugaskan Dinas Kebudayaan untuk melaksanakan pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan," ungkapnya.
Wakil Ketua FKUB DIY DR. G. Sri Nurhartanto mengatakan, dalam menciptakan DIY yang damai dan bermartabat, dibutuhkan peran FKUB. Sebuah realitas bahwa DIY mendapat julukan kota pelajar, daerah tujuan wisata, miniatur Indonesia, dan City of Tolerance. Semua komponen tersebut diharapkan mampu bersinergi, "Karena keberagaman yang merupakan kekayaan DIY bisa saja menjadi konflik yang dipicu oleh sentimen SARA," ungkapnya.
Adapun kegiatan FKUB DIY dalam moderasi beragama menuju DIY yang damai dan bermartabat dapat diwujudkan melalui dialog tentang Kerukunan Umat Beragama dengan pihak eksternal dan internal, menyelenggarakan webinar tentang peran tokoh agama (pemuka agama) dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Penulisan buku peran tokoh agama dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan peluncuran buku dan bedah buku peran tokoh agama dalam menghadapi pandemi Covid-19," pungkas mantan Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
Narasumber terakhir, Ketua DPP LDII Dr. Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Sc., membawakan materi dengan judul "Keniscayaan 3 Ukhuwah Dalam Rangka Harmonisasi Keberagaman Agama dan Budaya di DIY". "Diharapkan melalui FGD ini memberikan gagasan solutif yang aplikatif," harapnya.
Solusi aplikatif yang ditawarkan seperti komunikasi intens dan terjadwal. "Komunikasi bisa dalam bentuk musyawarah, silaturahmi, seminar, webinar, dan memanfaatkan momen seperti hari-hari besar nasional, dan hari besar keagamaan," jelasnya.
H. Teddy berpesan kepada peserta FGD-1 untuk melaksanakan 3 ukhuwah (islamiyah, insaniyah, wathoniyah) dan menghindari komunikasi tentang perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Selain itu, pihak pemerintah seyogyanya menjadi mediator komunikasi dimaksud. "Kondisi DIY yang plural dan multi-etnis, serta sebagai kota pendidikan dan kota tujuan wisata berpotensi mendatangkan hal-hal yang negatif dan memerlukan pesan serta ormas untuk mencegah dan menanggulanginya," tutup H. Teddy.
FGD-1 diikuti sebanyak 250 orang secara daring yang terdiri dari pengurus DPD dan PC LDII se-DIY serta Kakak-kakak Kwarda Pramuka DIY. Hadir di studio utama pengurus DPW LDII DIY, Komisi Pemberdayaan Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY H. Surono, S.E., Badan Kesbangpol DIY, Pengurus Wilayah NU DIY, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, FKUB DIY Perwakilan Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Read more info "GKR Mangkubumi Ajak Masyarakat Jaga Keberagaman dan Keistimewaan DIY" on the next page :
Editor :JogjaNews