UGM Dorong Mahasiswa KKN-PPM Berkreasi dan Berinovasi Bantu Penanganan Covid-19

Direktur DPKM UGM Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. meminta mahasiswa KKN-PPM UGM menjadi sukarelawan gerakan masyarakat membantu masyarakat terdampak Covid-19
JOGJANEWS | SLEMAN - Sebanyak 6.029 mahasiswa UGM melaksanakan KKN PPM sejak 5 Juli 2021 hingga 23 Agustus 2021. Mereka tersebar di 211 lokasi di 24 provinsi, 70 kota/kabupaten, 178 kecamatan/kapanewon, dan 441 desa/kelurahan seluruh Indonesia.
Pada Senin, 19 Juli 2021 perwakilan mahasiswa KKN PPM-UGM berkesempatan mengikuti pertemuan daring Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM. Turut menghadirkan 211 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), 18 Koordinator Wilayah (Korwil), beserta tenaga ahli Disaster Response Unit (DERU).
Direktur DPKM UGM Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. dalam pertemuan daring mengajak sebanyak mungkin mahasiswa KKN-PPM UGM untuk menjadi sukarelawan gerakan masyarakat membantu masyarakat terdampak Covid-19.
Pasalnya, saat ini fasilitas pelayanan kesehatan semakin kesulitan melayani masyarakat akibat bertambahnya pasien Covid-19. Bahkan beberapa ruang belajar terdekat dengan rumah sakit diubah menjadi ruang bagi pasien-pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang.
“Saya melihat tenda dibuka di depan fasilitas gawat darurat untuk layanan darurat. Pasien-pasien akan dilayani di bawah tenda. Hal ini menunjukkan di atas hilir, pelayanan kesehatan rumah sakit sudah tidak mampu,” terang Irfan.
Shelter masyarakat pun banyak dibangun guna isolasi mandiri (isoman). DERU UGM sudah membantu shelter isoman desa dengan hampir ribuah Alat Pelindung Diri (APD) dan kasur. Namun yang terjadi kemudian adalah adanya korban saat isolasi mandiri. Mereka belum terpantau dengan baik sehingga saat kondisinya sudah memburuk barulah diketahui, dan akhirnya tidak tertolong.
Sempat pula, ketersediaan oksigen tidak mencukupi dan kebutuhan akan peti jenazah semakin meningkat. Menyikapi perkembangan ini, Irfan berusaha menggerakkan mahasiswa KKN-PPM UGM untuk menjadi sukarelawan dalam gerakan masyarakat membantu masyarakat.

pemuda/karang taruna dan mahasiswa KKN-PPM UGM
Menurut Ashar Saputra, ST., MT., Ph.D., mahasiswa KKN bisa membuat peti mati bekerja sama dengan keluarga alumni Gadjah Mada (KAGAMA) dan dikelola bersama komunitas pemuda/karang taruna setempat.
“Tim KKN bisa menjadi kreator kelompok yang bisa produksi peti mati. Dari triplek dan dipotong-potong standar, selanjutnya disusun dan dipaku dengan paku 4 cm. Tidak perlu diukir dan berbentuk indah, namun sesuai kebutuh saja. Lalu pengecatan agar permukaan kayu tidak meresap air. Rekomendasi berikutnya diberi lapisan plastik tambahan agar tidak ada cairan yang bisa keluar dari kotak ini,” terang dosen Teknik Sipil UGM yang menyelesaikan doktornya di Chulalongkorn University, Thailand.
Mahasiswa dapat pula memantau relawan isoman setiap pagi dan sore, menyapa mereka dengan menanyakan kondisinya, membimbing dan mencatat saturasinya. Mahasiswa melakukan konseling jarak jauh via WA, dukungan telemedicine, mencarikan obat, atau medical kit seperti thermometer dan oksimeter, serta dukungan pemenuhan makan sehari-hari.
Menurut Irfan, ketidakpatuhan masyarakat akan penerapan protokol kesehatan bisa pula disasar, termasuk menggelontorkan informasi yang benar agar masyarakat semakin menyadari dan mentaati prokes.
“Mengurangi beban di hulu dengan menyadarkan masyarakat. Masalah kita adalah ketidakpatuhan. Mahasiswa dapat menjadi relawan untuk mengingatkan dan membantu orang lain,” jelas Irfan.
Sementara itu dr. Raden Ludhang Pradipta Rizki, M.Biotech, SpMK. mengundang mahasiswa KKN-PPM UGM untuk menjadi petugas vaksinasi atau staf administrasi di Rumah Sakit Akademik UGM. Harapannya pula jangan sampai pasien bukan Covid-19 terlantar. Beberapa dapur umum shelter isoman pedesaan memerlukan lebih banyak bantuan tenaga. Mahasiswa dapat memberikan informasi terkait gizi seimbang, cara mengolah makanan yang benar dan sehat.
“Kami mengundang mahasiswa yang sehat jasmani dan rohaninya, dalam kurun waktu tetentu, diutamakan telah mendapatkan vaksinasi, diutamakan klaster kesehatan, dengan ijin orang tua dan DPL, sesuai mengikuti alur waktu jaga yang ditentukan di IGD tersebut,” jelas Ludhang.

meminta mahasiswa KKN untuk berkreasi dan berinovasi dalam
membantu mengatasi Covid-19
Pada pelaksanaan KKN-PPM Periode 2 kali ini mahasiswa diminta untuk lebih banyak membantu masyarakat terdampak Covid-19 dalam bentuk apapun demi kebaikan masyarakat. Menurut Sekretaris DPKM, Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T. yang memoderatori acara, fleksibilitas telah dibuka agar UGM bisa berperan banyak dalam kondisi darurat ini. Sejalan dengan hal ini Kasubdit KKN Dr. Ir. Ambar Kusumandari, M.E.S. mempersilahkan mahasiswa KKN-PPM untuk berkreasi dan berinovasi.
“Kegiatan apa pun yang dilakukan oleh mahasiswa, selama untuk kebaikan orang lain, semuanya dapat diklaim sebagai kegiatan KKN. Jangan terpaku pada pokok tema, bantu, apapun dicatat saja. Ini kebijakan dalam kondisi kedaruratan. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk untuk berkreasi,” pungkas Ambar.
Editor :JogjaNews