Persiapkan CV Berkualitas, Awardee Beasiswa MEXT-Erasmus-LPDP Berbagi Tips

Tiga penerima beasiswa berkolaborasi menjelaskan 3 syarat CV berkualitas: Aprilia Dinary Arofah, S.Pd. (LPDP 2021, berkerudung), Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. (MEXT Jepang, baju merah); Abdul Rahman Sidiq, S.Hut. (exchange student of Erasmus
JOGJANEWS | SLEMAN - Curriculum Vitae (CV) merupakan dokumen yang memberikan gambaran mengenai pengalaman sesorang dan kualifikasi lainnya. CV biasanya digunakan untuk melamar pekerjaan dan memperoleh beasiswa.
Karena persaingan semakin ketat, maka CV pun harus berkualitas. Mempersiapkan itu, LDII News Networks (LINES) Kalasan, Sleman menggelar pelatihan jurnalistik 5 bertajuk “3 Syarat CV Menjual”. Pelatihan diikuti ratusan peserta se-Indonesia secara daring, mulai pelajar/mahasiswa, mubaligh, ibu rumah tangga hingga guru dan dosen, Sabtu (11/9/2021).
Pelatihan jurnalistik LINES ini direncanakan digelar dalam 6 seri yang akan diakhiri dengan seri 6 “Cara Menulis Publikasi Ilmiah” pada Sabtu (18/9/2021) mendatang. Harapannya, masyarakat dapat menyikapi pandemi Covid-19 secara positif dengan memanfaatkan waktu selama berada di rumah.

Adapun narasumber yang dihadirkan merupakan awardee beasiswa MEXT Jepang, Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D.; exchange student of Erasmus+ Mobility Grant Program, Utrecht University Belanda, Abdul Rahman Sidiq, S.Hut. dan awardee beasiswa LPDP 2021, Aprilia Dinary Arofah, S.Pd.
CV yang menjual, menurut Atus setidaknya singkat, lengkap dan berkorelasi kuat dengan sesi wawancara. Biasanya pimpinan perusahaan dan para reviewer tidak memiliki cukup waktu untuk mencermati isi CV secara mendetail. CV yang ringkas dan lengkap menonjolkan capaian (mile stone) yang penting selama kehidupan, namun tidak bertele-tele.
Reviewer Beasiswa LPDP ini pun menekankan pentingnya memanfaatkan waktu (time management) guna mendapatkan ketrampilan kehidupan di luar bangku sekolah, perkuliahan, maupun mengabdi dalam berdakwah.
Langkah ini dalam rangka mengisi sebanyak mungkin kolom-kolom dalam CV. Tak hanya rekam jejak pendidikan formal, namun juga pendidikan non formal seperti ketrampilan bahasa asing, jurnalistik, videografi, dan IT.
Lalu kegiatan berorganisasi atau pengabdian kepada masyarakat, seminar, penelitian, publikasi atau karya jurnalistik lainnya, serta pertukaran pelajar dan penghargaan (award).
“Menabunglah softskills karena akan sangat berguna dalam kehidupan. Aturlah waktu, uang dan teman agar banyak softskills yang dikuasai,” jelas Atus yang juga selaku Task force Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM.
Sidiq mengakui pula pengalamannya berorganisasi, meneliti dan publikasi sebelumnya telah menguatkannya saat wawancara berbahasa Inggris. Mahasiswa S2 Fakultas Kehutanan UGM inipun kini tinggal di Belanda mulai September 2021 hingga Februari 2022.
“Saya bersyukur telah diberi kesempatan sering berkegiatan dan penelitian saat kuliah, termasuk diajak melakukan publikasi. Saat wawancara, rekam jejak penelitian dan publikasi banyak ditanyakan,” ungkap Sidiq, putra sulung Sarjono dengan 9 bersaudara.
Adapun Aprilia membagikan sebagian pengalamannya saat sesi wawancara beasiswa LPDP 2021. Sebagai guru honorer Bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Pakem Sleman, Aprilia merasa pengalaman kerja tersebut dan kegiatan jurnalistik kala mahasiswa UNY begitu berharga. CV-nya sangat mendukung untuk menghadapi sesi wawancara.
Sementara itu, Arista Aprileani dan Cipto Dinda Aulia, mahasiswa Kampus Karakter “Idea Karakter Indonesia” STAI Yamisa Soreang Bandung menanyakan bagaimana cara menuangkan pengalamannya sebagai juru dakwah di Pakistan dan Indonesia ke dalam CV.
Atus pun memintanya untuk mengingat-ingat kegiatan apa saja yang juga dilakukan selama berdakwah. Misalnya mengikuti training public speaking, pelatihan Bahasa Arab, dll. Capaian ini supaya dikembangkan dan dimasukkan ke dalam kolom-kolom lain di CV selain kolom pengalaman menjadi juru dakwah di luar negeri.
Editor :JogjaNews